Finding Makna “WHY” w/ Billy Boen

Rasanya tidak sabar menunggu karya tulisan terbaru dari Billy Boen. Bukunya Young On Top (YOT) New Edition, pernah menjadi teman sekaligus inspirasi saya untuk berkontribusi dalam mengembangkan generasi muda. Meskipun tidak aktif dan rutin dalam setiap kegiatan YOT, namun, saya merasa bahwa gerakan atau komunitas YOT cukup memberikan energi dalam aktivitas saya waktu itu. Update buku YOT, saya lewatkan, saya berpikir ketika mengamati perkembangan YOT, bahwa update itu ditujukan untuk generasi muda yang berkembang setelah edisi pertama saya baca. Bukan maksud meremehkan, melainkan esensinya dari YOT awal, saya pikir sudah mewakili saya untuk lebih segera membuktikan diri, dibandingkan berdiam diri terlalu lama untuk merenung.

Saya follower Billy Boen di Twitter. Baik cuitan info event, cuitan motivasi, cuitan luapan kegembiraan Mr Billy, saya ikuti. Termasuk, cuitan terakhir ketika Mr Billy tidak bisa hadir di GBK dalam Konser salah satu Capres 2019 beberapa waktu yang lalu, dan seakan memilih memantau melalui helicopter (ini Mr Billy cuma becanda ya, hehe, sudah dikonfirmasi). Saya berhasil mendapatkan buku terbaru Billy Boen, bukan melalui pre-order resmi. Bahkan juga bukan karena mendapatkan setelah ikuti event istimewa YOT, atau bukan karena dikirimi secara khusus oleh tim YOT. Siapalah saya. Hehe. Saya mendapatkan karena mendapatkan informasi dari toko buku online langganan saya, ternyata sudah berhasil mendapatkan sok buku terbaru Billy Boen lebih awal dari tanggal resmi penjualan di Gramedia. Berbeda dengan update-an buku Young On Top yang saya ‘cuek-in’, kali ini saya berniat betul untuk mendapatkan buku “Y”. Alasan awalnya adalah berangkat dari cuitan Mr Billy ketika pernah sampaikan di Twitter, bahwa buku ini tidak sekadar bercerita tentang kesuksesan semata. Lebih dari itu. Ini juga tervisualisasikan dalam cover depannya, “Menggapai Arti Kesuksesan dan Kebahagiaan yang Sesungguhnya“. Untuk saya, ini cocok. Saya memang sedang doyan sekali mencari dan membeli buku-buku inspiratif. Setelah membaca Filosofi Teras karya Om Henry Manampiring, pengembaraan saya tentang buku Self-Improvement terus berjalan hingga kini. Tidak hanya penulis Indonesia, penulis luar pun saya jelajahi tulisannya. Membekas hingga kini adalah karya Robin Sharma, Victor E Frankl, Rando Kim, Mark Manson, Matt Haig, Ken Mogi, Hector Garcia & Francesc Miralles, Fumio Sasaki, Eric Barker, Daniel H Pink, Angela Duckworth. Ada lagi yang lainnya, sudah berhasil dapatkan bukunya, tapi belum terbaca tuntas.

“Y” tulisan terkini dari Billy Boen

Membaca “Y”, seperti membaca ‘behind the scene‘ dari bagaimana jatuh bangunnya Billy Boen membangun Young On Top. Sekilas ini seperti memoir dari Mr Billy. Meskipun juga diselipkan cukup banyak pesan inspiratif (menggantikan kata motivasi, hehe) dari Mr Billy Boen. Kita akan diajak memahami “Why” atau “Y”, Billy melakukan banyak hal hingga sekarang. Seperti dalam setiap ceramah yang dilakukannya, termasuk dalam tulisan bukunya. Pengalaman dahsyat ketika berusia 20-an tahun, selalu dicantumkan. Kebanggaan yang dirasakan Billy, saya rasakan tidak masalah berulangkali disampaikan, menurut saya ini menjadi bagian dari stimulan, vitamin untuk pembaca agar segera melek. Usia saya saat ini, tidak berbeda jauh dengan Mr Billy. Saya bukan ‘young‘ lagi sepertinya, khususnya dari bagian wajah atau body ya. Hehe. Tapi semangat saya jelas, akan terus dipertahankan untuk selalu ‘young‘. Saya memiliki beberapa kesamaan pengalaman dengan Mr Billy, seperti semangat bekerja sejak muda, semangat mengembangkan generasi muda melalui komunitas. Saya yang berkarir di dunia pendidikan ini, tentu lebih cepat untuk mengaplikasikan ‘sebar dan berbagi inspiratif dengan generasi muda’.

Buku “Y”, mengingatkan kita untuk memahami purpose. Pendamping dari passion yang sudah kita pahami terlebih dahulu, mungkin. Saya jadi teringat Robin Sharma dalam The Monk Who Sold His Ferrari dan juga Victor E Frankl dalam Man’s Search for Meaning. Setidaknya dua buku yang sudah baca lebih dahulu sebelum “Y” ini, seperti muncul aromanya dalam buku “Y”. Mr Billy benar-benar mengaplikasikan dalam kehidupannya. Keputusan dan kebijakan yang dilakukan dalam hidupnya, tergambar dengan baik dalam buku ini. Purpose yang berarti tujuan dengan makna mendalam sekaligus bermanfaat orang banyak, begitu diingatkan dalam buku ini. Kita boleh ambisius, kita boleh saja bergairah dalam merawat passion kita, justru itu keharusan. Tapi, kita juga harus terus berpikir bahwa semua yang kita lakukan harus ada purpose-nya.

Buku “Y” ini cukup ringan dibawa, ringan dibaca, tapi memang tidak ringan maknanya. Dalam maknanya. Perlu dibaca tidak hanya untuk generasi muda, saya rasakan juga perlu untuk generasi transisi (alias muda ke merasa tua), hehe. Buku setebal 144 halaman ini, membawa pesan yang baik. Perlu dibaca, apalagi setelah 17 April 2019. Alias, setelah pilihan Capres dan Caleg, tujuannya tidak lain agar kita segera move on. Agar segera ‘melek’ dan ‘bangun’ lagi, bahwa Indonesia segera perlu dibangun lagi dengan kerja keras, kerja cerdas, tanggung jawab, bukan lagi meributkan siapa yang menjadi jagoan dalam pemilihan Presiden. Daripada meributkan hal itu setelah 17 April 2019, mending ribut segera dengan diri sendiri “Why” saya belum menemukan purpose yang pas dengan passion. Saya sejalan dengan maksud Mr Billy dalam buku ini, ini sesuai juga dengan usaha saya yang sekarang terdapat purpose dan passion. Perlu diketahui, sikap ‘galak’ Mr Billy juga tergambar dalam buku ini ya, hehe. Khususnya bagian ketika kita diingatkan untuk fokus ke dalam pilihan prioritas. Hehe, mungkin maksudnya bukan galak. Tapi, saya rasakan dari beberapa sub-bab, seperti diingatkan betul, “hei, sebelum baca sub bab berikutnya, sudah kamu temukan atau pilih belum prioritas hidup-mu?”. Berhasil kok efeknya, karena saya pun akhirnya berhenti membaca sesaat, kemudian mencari laptop saya, untuk mengetik dan merenungkan prioritas apa yang sebenarnya untuk saya kerjakan.

Sedikit bermaksud “spoiler” untuk buku ini, karena menurut saya, perlu segera dibagikan, yaitu pesan tentang: waktu yang sesuai untuk mampu berbagi lebih banyak. Mr Billy sekadar menggambarkan bahwa agar kita bisa berbagi lebih banyak dan agar bisa bermanfaat lebih banyak orang, pastikan kita untuk sukses terlebih dahulu. Prioritas utama dalam kehidupanmu adalah ‘sukseskan dirimu’ terlebih dahulu, sebelum berbagi sebanyak mungkin. Mr Billy juga ingatkan bahwa menjalani purpose tidak menjamin hidup akan otomatis mudah. Kegigihan dan ketegaran harus terus dipertahankan untuk mendampingi dalam menjalani purpose dan passion. Setelah membaca buku ini, saya semakin teguh dengan purpose dan passion saya saat ini, begitu juga dengan masalah prioritas, saya pikir pembaca lainnya nanti juga akan berhasil mendapatkan pesan ini. Mencari makna bersama.

“Y” dibaca 14-15 April 2019. Tangerang.

Notes:

Tulisan ini menjadi catatan pertama dalam blog saya via rocky.budiluhur.blog. Termasuk review buku pertama yang saya publikasikan melalui blog ini. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.